Sejarah AC Milan
Berikut ini merupakan sejarah klub Italia, Associazione Calcio Milan atau yang lebih dikenal dengan AC Milan
Awal Mula dan Perpecahan Klub
Semua ini dimulai pada 13 Desember 1899 saat Klub Sepak Bola dan Kriket Milan di kilang Anggur di Via Berchet oleh 12 orang pria. Pengusaha kelahiran Shropshire dan wakil konsul Inggris Alfred Edwards terpilih sebagai presiden pertamanya.
Pada tim pertamanya, penduduk asli Nottingham, Herbert Kilpin, menjabat sebagai manajer dan akhirnya menjadi kapten tim klub kedua setelah David Allison. Kilpin lah yang melahirkan Rossoneri yang ikonik.
Dia menyatakan: “Kami akan menjadi tim iblis. Warna kami akan menjadi merah seperti api dan hitam seperti ketakutan yang akan kami berikan kepada lawan kami.”
Hanya dalam dua tahun sejak berdirinya mereka, Milan memenangkan gelar Italia pertama mereka, dan menambahkan dua lagi pada tahun 1906 dan 1907. Namun, ketidaksepakatan mengenai penandatanganan pemain asing menyebabkan perpecahan di dalam klub.
Dengan demikian, Football Club Internacionales lahir dan mengadopsi warna biru, dan Derby pun dimulai di Milan.
Kekeringan Panjang di San Siro
Sementara AC Milan terlihat seperti kehilangan identitas sejak perpecahan. Rival sengit dan lebih muda dari Inter Milan justru lebih bersinar, karena memenangkan lima Scudetti dan Coppa Italia dalam rentang 44 tahun.
Dan yang lebih buruk lagi, rezim Mussolini memberlakukan kebijakan bahasa represifnya yang membersihkan namanya yang memiliki akar dalam bahasa Inggris. Maka dari itu, bernama Associazione Calcio Milano untuk sementara waktu. Namun, diam-diam membawa kembali nama Anglicized Mlan di bagian terakhir, hingga nama itupun tetap ada sampai sekarang.
Namun, ada hikmahnya dalam hal ini. Saat mereka membuka stadion San Siro pada tahun 1926. Saat itu, Ketua Piero Pirelli mendanani pembangunan dari kantong nya sendiri.
Kembali ke Kemenangan bersama Gre-No-Li
Kebangkitan Milan terjadi setelah perang dan ironisnya, era keemasan kedua mereka datang melalui trio penyerang Swedia: Gunnar Gren, Gunnar Nordahl dan Niels Liedholm. Mereka datang ke Milan setelah kemenangan Olimpiade mereka pada tahun 1948 dan membuat dampak yang cukup signifikan.
Dengan salah satu dari mereka masuk di tim utama, mereka memenangkan empat Scudetti, dengan Nordahl menjadi pencetak gol terbanyak di klub dengan 210 dalam 257 penampilan. Dan kemudian memenangkan lima Capocannionieri sebagai pencetak gol terbanyak di lima musim terpisah.
Rocco, Cesare dan Rivera
Rossoneri terus bersaing di tahun 60-an dan 70-an, tetapi pencarian untuk meraih gelar justru terhambat oleh kebangkitan Inter Milan dan Derby menjadi lebih intens.
Dikelola oleh Nereo Rocco pada tiga kesempatah terpisah, skuad ini dipimpin oleh Cesare Maldini dan Gianni Rivera pada periode ini. Pada masa ini, Rocco dikenal karena persaingannya dengan Helenio Herrera dari Inter.
Dengan Rocco, Maldini dan Rivera dalam skuad, Milan mendapatkan sepasang Piala Eropa, sepasang Piala Winners dan empat Coppa Italia dengan mendapatkan tiga Scudetti dari tahun 1962 hingga 1979.
Era Berlusconi
Tahun-tahun setelah Rivera pensiun, terlihat performa Rossoneri menurun, dengan degradasi pertama mereka ke Serie B disebabkan oleh skandal Totonero yang menghantam mereka dengan keras di paruh pertama tahun 1980-an, membuat mereka semakin dekat dengan kebangkrutan.
Namun, tokoh media Silvio Berlusconi membeli klub tepat pada waktunya di pertengahan musim 1985-86. Setelah ini, radikalisasi Milan terjadi.
Dengan itu, Milan tidak pernah takut untuk mengambil resiko, dengan pemain seperti Van Basten dan Maldini yang telah bersinar di bawah Sacchi, Cappello dan Ancelotti.
Hasil utama mereka termasuk delapan Scudetti dan lima Piala Eropa. Efeknya, Milan menjadi identik dengan sepak bola modern yang berarti kesuksesan dan bisnis yang serius sepanjang masa.
Setelah Berlusconi: 2010-an sampai Sekarang
AC Milan, mengalami dekade rollercoaster, dimana kepemilikan klub berpindah tangan dari Berlusconi ke Li Yonghong dan kemudian ke Elliot Management, semua ini terjadi dalam waktu dua tahun.
2018-19 terbukti menjadi titk terendah bagi Milan, karena finis kelima. Parahnya, mereka dianggap tidak berguna setelah UEFA menghukum mereka dengan larangan bermain di Eropa karena Financial Fair Play. Beruntung, situasi membaik dalam tiga tahun kemudian, mereka memenangkan Serie A setelah menunggu sebelas tahun, dan setelah kemenangan hari terakhir atas Sassuolo.
Keberhasilan Scudetto Milan melihat Redbird mengakuisisi klub dari Elliot, dengan kesepakatan diharapkan akan selesai pada bulan September.