Rival Terbesar AC Milan
Selama bertahun-tahun, AC Milan telah menjadi salah satu kekuatan sepak bola Italia. Terlepas dari koleksi trofi yang luar biasa banyak, ada banyak hal yang perlu kita ketahui tentang AC Milan. San Siro merupakan stadion terbesar mereka di Italia, dimana Rossoneri menghasilkan gebrakan di hari pertandingan yang akan membuat iri rival mereka.
Berikut adalah beberapa klub yang mereka anggap sebagai saingan terberat mereka yang tidak hanya di Italia, tetapi juga di Eropa dan di seluruh dunia.
Derby Della Madonnina
Ini adalah pertandingan terbesar di Italia. Kedua klub tampil di San Siro, dengan masing-masing memiliki kekuatan yang berbeda di belakang gol. Ini lah yang membuat derby menjadi unik.
Dinamakan berdasarkan patung Perawan Maria di Duomo yang terkenal, derby memiliki kesenjangan sosial-ekonomi dan Inter menjadi yang lebih kaya jika dibanding sifat Milan yang keras.
Penelusuran asal muasal AC milan pada tahun 1908 pun dimulai. Dimana ada perselisihan saat penerimaan orang asing di Milan Cricket and Footbal Club (nama asli AC Milan) yang menyebabkan pemisahan beberapa anggotanya dan akhirnya membentuk Klub Sepak Bola Internazionale sebagai gantinya. Mereka bertemu untuk pertama kalinya pada tahun 1909 dengan Rossoneri mengalahkan Nerazzuri 3-2.
Sejak saat itu, pertandingan antar kedua tim lebih intens, terutama dengan perebutan trofi di setiap musim. Selain menghasilkan pertandingan klasik, tetapi juga momen yang tak ternilai harganya.
Rekor permainan secara keseluruhan menunjukkan Inter menang tujuh kali lebih banyak dari Milan (85-78) dalam 232 pertandingan resmi. Namun dalam hal gelar, Rossoneri memiliki 7 gelar lebih banyak (49-42) daripada Nerazzuri. Ini didapat hasil pertandingan internasional mereka, terutama tujuh Piala Eropa dibanding dengan Inter.
“Derby d’Italia” Dengan Juventus
Nama Derby d’Italia awalnya merujuk pada rivalitas Juventus dan Inter Milan dari Turin. Namun, pertandingan antara Bianconeri dan Rossoneri juga memiliki kepentingan yang sama. Kedua kota yang berada di utara tersebut merupakan kota yang paling bergengsi dalam dunia persepakbolaan.
Seperti rivalitas Inter, Juve unggul satu lawan satu dari Milan dalam rekor head-to-head mereka (dengan 92 kemenangan, 77 seri dalam 237 pertandingan). Hal ini tentu saja meluas ke lemari koleksi trofi mereka dengan “Old Lady” atau Juventus memiliki Scudetto dan Coppa paling banyak di Italia.
Namun, Milan merupakan Boss di Eropa, tidak hanya mereka telah memenangkan lebih banyak gelar Liga Champions daripada Juve. Mereka benar-benar mengalahkan Juventus di final pada tahun 2003 melalui adu penalti.
Rivalitas Real Madrid
Terlepas dari kenyataan bahwa musuh bebuyutan Barcelona adalah Real Madrid menjadi rival Milan, namun persaingan mereka adalah tentang menjadi yang terbaik di Eropa. Secara keseluruhan, Los Blancos memiliki dua kali lipat jumlah Piala Eropa yang dimiliki il Diavolo.
Dengan total 15 pertandingan, kedua klub bahkan memiliki enam kemenangan masing-masing, dan meskipun tidak bertemu di kompetisi sejak musim 2010-11, persaingan mereka adalah salah satu yang paling dihargai bagi Rossoneri karena ini merupakan pertandingan penting.
Fans Milan sangat menyukai kemenangan gelar mereka pada tahun 1989, 1990 dan 2003. Dari sini, mereka melawan Los Blancos dua kali. Siapa yang bisa melupakan kemenangan 5-0 mereka di leg kedua semifinal 1989 dalam perjalanan ke rute terakhir Steeaua untuk memenangkan semuanya?
Atau kemenangan kedua babak penyisihan grup pada 2002/03 dimana satu-satunya gol Shevchenko membuat San Siro bergemuruh.
Liverpool
Manchester United mungkin merupakan lawan Milan yang paling sering berlaga di Inggris. Tetapi pertarungan mereka dengan Liverpool-lah yang memiliki ikon meski mereka hanya bermain empat kali.
Ini terjadi di final saat persaingan mulai terbentuk. Orang-orang Milan ingin melupakan kehancuran tahun 2005, meniup keunggulan 3-0 mereka di babak pertama sebelum kalah dalam adau penalti di Istanbul.
Dua tahun kemudian, mereka membalaskan dendam untuk mengalahkan The Reds di Athena melalui dua gol oleh Inzaghi untuk kemenangan Eropa.